Selasa, 17 Mei 2016

Makam Syekh Abdul Mursyad
Gerbang Makam Waliyullah Syekh Abdul Mursyad
Gerbang Makam Waliyullah Syekh Abdul Mursyad

Mengikuti kata hati, minggu siang sekitar pukul 10’an setelah menyelesaikan urusan rumah sayapun menuju ke Banyakan. Tepatnya ke Setonolandean, Kecamatan Banyakan Kabupaten Kediri. Setonolandean sendiri terletak di barat kota Kediri ke arah Nganjuk.
Dari jalan raya, belok kanan, sSuasana panas pun menemani perjalanan ketika mendekati makam beliau. Walaupun begitu, tampak beberapa warga yang melakukan aktivitas di sawah. Bapak- dan ibu calon jamaah haji juga terlihat khusuk berlatih manasik haji di lapangan desa.
Setelah memarkir motor dan mengambil air wudhu, saya pun memasuki area makam dan memberi salam kepada ahli kubur. Di jungkup makam beliau siang itu ada 2 orang saja ketika TR datang, yaitu bapak tua yang mengaji dan seorang santri muda yang tidur di pojokan makam.. ahh, mungkin santri tersebut lelah setelah semalaman berTawasul.
FxCam_1399778963373
Makam beliau dilengkapi jungkup dari kayu dan diberi kelambu. Harum minyak misik terkadang menyeruak ke hidung. Menambah aura ghoib. Niat saya siang itu yaitu Ziarah dan tahlil, tak lupa berdoa dan bermunajat kepada Allah denganlantaran Syekh Mursyad.
Syekh Abdul Mursyad menurut keterangan masih memiliki garis keturunan dengan raden Patah, Versi lain menyebutkan beliau adalah cucu dari Sunan Giri. Pada jaman dahulu dikisahkan bahwa ada sayembara yang diadakan oleh Ki Tukum (kabarnya adalah Gajah Mada yang menyamar). Beliau diutus oleh Kerajaan DEmak untuk mengikuti sayembara itu dengan harapan nantinya Islam akan berkembang di Kediri.
Menurut sejarah pula, beliau Syek Abdul Mursyad juga pernah membelokkan aliran sungai Brantas ke arah timur di Mrican. Makam pertama beliau ada disini namun akhirnya dipindah ke Bakalan karena Belanda berkehendak membangun pabrik gula. Keturunan beliau salah satunya adalah Kiai Anom Besari Kuncen, Caruban. Dan nama dan lokasi tersebut yaitu Kuncen Caruban adalah lokasi yang tidak asing bagi TR sendiri. Di buku expedisi Brantas dikisahkan pula bahwa keturunan beliau ada yang menjadi Raja Selangor yaitu Kiai Zaenal Abidin. Hal tersebut sangat menarik sekali, karena saya pernah membaca di Sejarah Eyang Basyariyah, Sewulan dan Kyai Ageng Mohammad Besari Jetis, Ponorogo pernah mengenal nama-nama tersebut.

makam mbah pandu pragolopati



CERITA RAKYAT

Pesona Wisata Ziarah Makam Eyang Prabu Pandu Pragolopati




Terletak di Dusun Parang Desa Parang Kecamatan Banyakan Kabupaten Kediri




Memang belum banyak diketahui di Desa tersebut tepatnya berada dipuncak bukit terdapat pemakaman Raja Mataram dari “trah“ atau keturunan Putro Kusumo. Sebuah cerita perjalanan panjang intrik perebutan kekuasaan yang menyebabkan terbunuhnya satu keluarga kerajaan sampai melarikan diri ke wilayah Kediri. Terbentuknya nama nama desa sekitar tempat ini juga berasal dari riwayat pelarian keluarga Pandu Progolopati . Seperti Gringging yang mengisankan ketika dalam perjalanan sang raja merasakan “Gringgingen”/kesemuten, banyakan ketika beliau sudah merasakan sakit yang luar biasa, Peso ketika beliau harus memaksakan diri untuk mencapai perbukitan dan parang yang diartikan makam untuk raja ketika beliau menemui ajal disana.




Untuk menuju kelokasi ini dari trafic Pasar Banyakan Jalan Raya Kediri- Nganjuk ±15 km kearah Desa Parang, bisa ditempuh dengan menggunakan mobil atau sepeda motor melalui jalan beraspal yang mulus sampai kekaki bukit pertigaan dusun Parang bila kearah kanan menuju Goliman kekiri menuju makam lalu menyusuri punggung bukit sampai ke pemakaman. Bagi yang mempunyai hoby tracking perjalanan menyusuri jalan setapak ini tentu merupakan tantangan tersendiri karena medan yang dilalui juga lumayan menantang.




Lelah dan capek selama perjalanan akan terobati jika sudah sampai ke lokasi. Sejuknya hawa pegunungan yang belum tercemar polusi dan indahnya pemandangan wisata alam pegunungan semakin menambah keindahan tempat ini. Apalagi jika dilihat di malam hari maka hamparan pemandangan lampu lampu yang tampak dari atas menambah eksotisme tempat ini.




Dilokasi pemakaman ini terdapat 7 (tujuh) makam yang dikeramatkan yaitu makam Prabu Pandu Pragulopati bersama permaisurinya Kanjeng Putri Sutra Kenanga, Patih Respati, ibu Prabu Pandu Putri Sedyowati, dan ketiga anak anaknya yaitu Sri Kuning, Jaya Kapitrisna dan Mulyo Kusumo.




Setiap bulan Suro makam ini banyak dikunjungi keluarga besar kerajaan baik dari Solo, maupun dari Yogjakarta. Penduduk setempat sekitarpun selalu melakukan tradisi selamatan ditempat ini untuk menghormati keluarga yang dimakamkan disini.

Refferensi tulisan(Hari S -Kominfo)