Sabtu, 21 Mei 2022

Terbentuknya Desa Cerme Kabupaten Kediri

Arti nama Cerme adalah Berawal dari  tertangkapnya pangeran Diponegoro prajurit nya mulai bubar/berhamburan dan banyak yang melarikan diri anaralain salah satu yaitu mbah LUQOWI yang pada waktu itu melakukan perjalanan dan kemudian berhenti dan melakukan  penebangan hutan yang banyak pohon bersarnya  terutama pohon Cerme yang sangat besar sekali dan akhirya kalau ada ramainya jaman di beri nama Desa Cerme.

Desa Cerme Terdiri dari 6 (Enam) Dusun dan mempunyai arti di setiap nama-nama Dusun tersebut yaitu :

  1. Dusun Gringging asal kata Gringgingen artinya kesemutan karena pada jaman dulu kala banyak orang yang bepergian jalan dari kota kediri maupan dari Nganjuk dan berhenti di depan pasar ,adapun kakinya banyak yang mersa kesemutan dan akrirya di di beri nama Dusun Gringging.
  2. Dusun Ngolakan asal kata dari kolak yang artinya makanan yang terbuat dari santan, gula, ketel, pisang dll karena pada jaman dulu kala banyak orang yang berjualan kolak dan pada waktu itu makanan yang di sukai adalah kolak maka kalau ada ramenya jaman di beri nama Dusun Ngolakan.
  3. Dusun Sugihan asal kata dari sugi artinya pembersihan dari luar karena pada jaman dulu kala banyak orang yang ingin kaya mendadak dengan cara ritul di sumur kawak, yang sebetulnya adalah sumur kawak tersebut adalah petilasan mushola mbah Ky Kusen dan akhinya ada seseorang Ky yang tidak setuju dengan adanya ritual di sumur kawak tersebut akhirnya kalau ada rame jaman di beri nama Dusun Sugihan.
  4. Dusun Santren Kidul awalnya dari kata santri karena pada awalnya banyak pondok dan mushola sekaligus wanganya banyak lulusan pesantern yang awalnya Dusun tersebut dinamakan Dusun Santren dengan adanya perkembangan penduduk yang makin banyak, akhirnya pada Tahun 2004 di namakan Dusun  Santren Kidul.
  5. Dusun Santren Lor awalnya dari kata santri karena pada awalnya banyak pondok dan mushola sekaligus warganya banyak lulusan pesantren yang awal Dusun tersebut namanya Dusun Santren Jambangan dengan adanya perkembangan penduduk yang makin banyak maka pada tahun 2004 di beri nama Dusun Santren Lor.
  6. Dusun Glatik awalnya dari kata Glatik artinya burung karena pada awalnya banyak seekor burung Galtek dan pada waktu itu pangeran batik madrin berjalan lewat daerah tersebut yang banyak burung ya Glatek akhirnya daerah tersebut di namakan Dusun Glatik oleh batik madrim dan wilayahnya terletak di utara terputus oleh Desa Sumberjo. Karena pada tempo dulu ada orang yang meninggal tidak ada yang merawat  akhirnya di rawat oleh warga cerme jadi pada waktu kerajaan tanah tersebut di hadiahkan ke Desa Cerme dengan di beri nama Dusun Glatik.

Asal Usul Desa Grogol kabupaten kediri

 Asal usul Desa Grogol sebelumnya dinamakan Pragola karena yang memberikan nama adalah Raja Pandu Pragola Pati, yaitu seorang Raja dari Bantul - Yogjakarta Jawa Tengah yang merupakan Raja Mataram yang menentang pemerintahan Sultan Agung pada tahun 1627. Karena terus menentang maka Sultan Agung memerintahkan untuk membunuhnya dan akhirnya beliau melarikan diri bersama para punggawanya ke arah timur yaitu wilayah Kediri. Dalam pelariannya Raja Pragola memberikan riawayat atau nama – nama pada setiap Desa yang disinggahinya.

Karena berjalan cukup jauh rombongan raja beserta punggawanya merasa lelah dan kaki Raja merasa kesemutan yang dalam bahasa Jawa istilahnya disebut “ Gringgingen “ maka mereka beristirahat disuatu tempat dan memberi nama wilayah tersebut  “Gringging “.

 Merasa sudah pulih dari lelahnya rombongan Raja melanjutkan perjalanan ke arah selatan kurang lebih 500 m sang Raja melihat banyak wanita cantik yang sedang bermain, kemudian sang Raja bertanya akan tetapi semua wanita tersebut tidak ada yang menjawab, lalu Sang Raja berkata dalam bahasa Jawa “ ambak-ambako bocah- bocah ayu kok ora iso njawab” dan memberi wilayah tersebut “ Sembak “ .

Perjalanan dilanjutkan lagi kurang lebih 700 m ke arah selatan dan bertemu sekelompok perempuan yang  bermain tidak sewajarnya dan sang raja berkata “ bocah wedok ko podo drek-drekan “ dan menamai wilayah tersebut dengan “ Bedrek “.

Rombongan Sang Raja berserta rombongan melanjutkan perjalanan menuju barat kurang lebih 1.200 m di tengah perjalanan sang Raja merasa badannya sangat lelah dan sakit lalu beristirahat selama satu hari satu malam. Perjalanan dilanjutkan kearah barat kurang lebih 750 m ditengah perjalanan terjadi perampokan yang menghadang dengan membawa banyak batu dan pohon jarak, hal tersebut menyebabkan sang Raja merasa grogi dan gemetaran yang dalam bahasa Jawa disebut “ Gregeli” akan tetapi rombongan sang Raja berhasil mengalahkan para perampok. Sebelum melanjutkan perjalanan sang Raja menandai wilayah tersebut dengan nama “ Grogol “ yang akhirnya hingga kini dikenal sebagai Desa Grogol.

Selasa, 17 Mei 2016

Makam Syekh Abdul Mursyad
Gerbang Makam Waliyullah Syekh Abdul Mursyad
Gerbang Makam Waliyullah Syekh Abdul Mursyad

Mengikuti kata hati, minggu siang sekitar pukul 10’an setelah menyelesaikan urusan rumah sayapun menuju ke Banyakan. Tepatnya ke Setonolandean, Kecamatan Banyakan Kabupaten Kediri. Setonolandean sendiri terletak di barat kota Kediri ke arah Nganjuk.
Dari jalan raya, belok kanan, sSuasana panas pun menemani perjalanan ketika mendekati makam beliau. Walaupun begitu, tampak beberapa warga yang melakukan aktivitas di sawah. Bapak- dan ibu calon jamaah haji juga terlihat khusuk berlatih manasik haji di lapangan desa.
Setelah memarkir motor dan mengambil air wudhu, saya pun memasuki area makam dan memberi salam kepada ahli kubur. Di jungkup makam beliau siang itu ada 2 orang saja ketika TR datang, yaitu bapak tua yang mengaji dan seorang santri muda yang tidur di pojokan makam.. ahh, mungkin santri tersebut lelah setelah semalaman berTawasul.
FxCam_1399778963373
Makam beliau dilengkapi jungkup dari kayu dan diberi kelambu. Harum minyak misik terkadang menyeruak ke hidung. Menambah aura ghoib. Niat saya siang itu yaitu Ziarah dan tahlil, tak lupa berdoa dan bermunajat kepada Allah denganlantaran Syekh Mursyad.
Syekh Abdul Mursyad menurut keterangan masih memiliki garis keturunan dengan raden Patah, Versi lain menyebutkan beliau adalah cucu dari Sunan Giri. Pada jaman dahulu dikisahkan bahwa ada sayembara yang diadakan oleh Ki Tukum (kabarnya adalah Gajah Mada yang menyamar). Beliau diutus oleh Kerajaan DEmak untuk mengikuti sayembara itu dengan harapan nantinya Islam akan berkembang di Kediri.
Menurut sejarah pula, beliau Syek Abdul Mursyad juga pernah membelokkan aliran sungai Brantas ke arah timur di Mrican. Makam pertama beliau ada disini namun akhirnya dipindah ke Bakalan karena Belanda berkehendak membangun pabrik gula. Keturunan beliau salah satunya adalah Kiai Anom Besari Kuncen, Caruban. Dan nama dan lokasi tersebut yaitu Kuncen Caruban adalah lokasi yang tidak asing bagi TR sendiri. Di buku expedisi Brantas dikisahkan pula bahwa keturunan beliau ada yang menjadi Raja Selangor yaitu Kiai Zaenal Abidin. Hal tersebut sangat menarik sekali, karena saya pernah membaca di Sejarah Eyang Basyariyah, Sewulan dan Kyai Ageng Mohammad Besari Jetis, Ponorogo pernah mengenal nama-nama tersebut.

makam mbah pandu pragolopati



CERITA RAKYAT

Pesona Wisata Ziarah Makam Eyang Prabu Pandu Pragolopati




Terletak di Dusun Parang Desa Parang Kecamatan Banyakan Kabupaten Kediri




Memang belum banyak diketahui di Desa tersebut tepatnya berada dipuncak bukit terdapat pemakaman Raja Mataram dari “trah“ atau keturunan Putro Kusumo. Sebuah cerita perjalanan panjang intrik perebutan kekuasaan yang menyebabkan terbunuhnya satu keluarga kerajaan sampai melarikan diri ke wilayah Kediri. Terbentuknya nama nama desa sekitar tempat ini juga berasal dari riwayat pelarian keluarga Pandu Progolopati . Seperti Gringging yang mengisankan ketika dalam perjalanan sang raja merasakan “Gringgingen”/kesemuten, banyakan ketika beliau sudah merasakan sakit yang luar biasa, Peso ketika beliau harus memaksakan diri untuk mencapai perbukitan dan parang yang diartikan makam untuk raja ketika beliau menemui ajal disana.




Untuk menuju kelokasi ini dari trafic Pasar Banyakan Jalan Raya Kediri- Nganjuk ±15 km kearah Desa Parang, bisa ditempuh dengan menggunakan mobil atau sepeda motor melalui jalan beraspal yang mulus sampai kekaki bukit pertigaan dusun Parang bila kearah kanan menuju Goliman kekiri menuju makam lalu menyusuri punggung bukit sampai ke pemakaman. Bagi yang mempunyai hoby tracking perjalanan menyusuri jalan setapak ini tentu merupakan tantangan tersendiri karena medan yang dilalui juga lumayan menantang.




Lelah dan capek selama perjalanan akan terobati jika sudah sampai ke lokasi. Sejuknya hawa pegunungan yang belum tercemar polusi dan indahnya pemandangan wisata alam pegunungan semakin menambah keindahan tempat ini. Apalagi jika dilihat di malam hari maka hamparan pemandangan lampu lampu yang tampak dari atas menambah eksotisme tempat ini.




Dilokasi pemakaman ini terdapat 7 (tujuh) makam yang dikeramatkan yaitu makam Prabu Pandu Pragulopati bersama permaisurinya Kanjeng Putri Sutra Kenanga, Patih Respati, ibu Prabu Pandu Putri Sedyowati, dan ketiga anak anaknya yaitu Sri Kuning, Jaya Kapitrisna dan Mulyo Kusumo.




Setiap bulan Suro makam ini banyak dikunjungi keluarga besar kerajaan baik dari Solo, maupun dari Yogjakarta. Penduduk setempat sekitarpun selalu melakukan tradisi selamatan ditempat ini untuk menghormati keluarga yang dimakamkan disini.

Refferensi tulisan(Hari S -Kominfo)

Sabtu, 30 Mei 2015

Candi Tegowangi

Sesuai dengan namanya, candi ini terletak di Desa Tegowangi, kecamatan Plemahan, sekitar 4 Km dari pusat kota Pare Kediri.
Candi Tegowangi memiliki ketinggian sekitar 4,35 M dan berukuran 11,20 x 11,20 M.
Seperti yang disebutkan dalam Kitab Paraton, candi Tegowangi merupakan tempat pendermaan Bhre Matahun. Dalam kitab Negarakertagama, dijelaskan bahwa Bhre Matahun meninggal tahun 1310 C (1388 M), maka diperkirakan candi ini dibangun pada tahun 1400 di masa majapahit, karena pendhermaan seorang raja dilakukan 12 tahun setelah sang raja meninggal dengan upacara Srada.
Menelisik dari bentuk bangunan, candi Tegowangi berbentuk bujur sangkar dan menghadap ke barat. Pondasinya terbuat dari batu bata, sedangkan balur kaki dan sebagian tubuh yang tersisa terbuat dari batu andesit. Bagian kaki candi berlipit dan berhias. Tiap sisi kaki candi ditemukan tiga panil tegak yang dihiasi raksasa atau gana yang duduk berjongkok, kedua tangan diangkat ke atas seperti mendukung bangunan candi. Di atasnya terdapat tonjolan-tonjolan berukir melingkari kaki candi. Di atas candi terdapat sisi genta yang berhias.
Di halaman candi terdapat beberapa arca, yaitu Parwati, Ardhanari, Garuda berbadan manusia, dan sisa-sisa bangunan candi di sudut tenggara. Candi ini diyakini sebagai candi beraliran agama hindu.

Kamis, 28 Mei 2015

Goa Gambir (Goa Pesugihan)

Terletak di Tarokan Kab.Kediri. untuk mencapai tempat keramat ini, kita harus berjalan menuruni tebing yang cukup curam. Untungnya, tebing itu sudah dipangkas sedemikian rupa, sehingga tersusunlah undakan-undakan tangga yang terbuat dari potongan bambu. Dengan begitu, kita tak perlu takut terpeleset sebelum mencapai lokasi yang akan dituju.
Tiba di lokasi, sejanak Misteri istirahat di bawah pohon trembesi besar yang daunnya menari-nari tertiup angin. Asri dan tenteram rasanya. Di sampaing itu, Misteri juga sempat melihat ayam-ayam berkisar yang sedang hinggap dipohon-pohon yang banyak terdapat di sana. Tak kalah eksotik adalah kemunculannya burung-burung puyuh yang berlarian di bawah semak-semak, seolah saling berkejaran.
Demikianlah sekilas gambaran suasana yang bisa kita saksikan dan rasakan sendiri saat mengunjungi Goa Gambir, yang terletak di Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Konon, di balik keindahan alamnya yang masih asri, menurut cerita masyarakat setempat, kawasan hutan ini merupakan salah satu tempat yang bisa dijadikan ajang untuk pertemuan dengan lelembut, dan melakukan kontak gaib dengan mereka.
Obyek wisata alam ini memang menyuguhkan panorama indah lereng gunung Wilis dengan ciri khas batu padas. Panorama di sini didukung dengan tanaman hutan yang masih asli, seperti ketapang, gebang, dan keben. Tapi yang lebih dominan di sini adalah barisan pohon mangga. Ya, didekat Goa Gambir memang terdapat hutan mangga yang luasnya diperkirakan hampir 159 hektar. Apalagi kalau sudah musimnya mangga berbuah, para pengunjung bisa makan mangga sampai mabok, tanpa perlu membayar sepeserpun. Siapa pun cukup memetik sendiri, tanpa perlu membelinya.
Yang menarik, Goa Gambir dipercaya menyimpan kekuatan mistis tertentu. Ikhwal munculnya kepercayaan ini, besar kemungkinan disebabkan karena tempat ini terletak di lereng gunung Wilis yang memang terkenal penuh misteri. Karena kuatnya kepercayaan tersebut, maka tidak semua orang yang datang ke Goa Gambir ini untuk tujuan menikmati keindahan alam untuk sekedar melepaskan kepenatan pikiran. Namun, banyak juga orang yang datang ke sana dengan tujuan khusus, seperti semedi guna mempertajam kepekaan batin, ngalap berkah, hingga untuk mencari pesugihan.

AIR TERJUN PARIJOTHO KEDIRI

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kediri kini memiliki satu obyek wisata baru. Air Terjun Parijotho, di Desa Pamongan, Kecamatan Mojo. Lokasi Air terjun bersap tiga ini pertama kali ditemukan seorang warga yang hendak kehutan di Desa setempat.Warga sangat antusias sekali membuka akses jalan masuk ke lokasi. Mereka bekerja dengan bersama-sama untuk membuka akses jalan menuju lokasi wisata alam ini.
Air Terjun Parijoto benar-benar luar biasa, ketinggian masing-masing sap 40 meter. Lokasinya berada di sebelah selatan Air TerjunDolo. Kini, tim dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kediri masih melakukan survey. Ini adalah objek wisata alam baru, dan dapat menambah kolek situjuan wisata Kabupaten Kediri. Air Terjun Parijotho dapat diakses melalui Jalan Raya Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Falah, Desa Ploso, Kecamatan Mojo. Lokasinya berada di sebelah barat pondok dengan jarak tempuh 12 kilometer.
Dari arah barat kota Kediri, air terjun Parijotho, berjarak kurang lebih 25 kilometer. Karena baru ditemukan, kendaraan roda empat baru bisa masuk sampai dengan jarak 3 kilometer.Kemudian, pengunjung dapat menuju kelokasi naik sepeda motor, sampai jarak 2 kilometer. Selanjutnya ditempuh jalan kaki.Dengan ditemukannya Air TerjunParijotho, penikmat wisata alam bisam emiliki alternatif barudari Air TerjunDolo dan Ironggolo yang terletak di Dusun Besuki, Desa Jugo, Kecamatan Mojo

Rabu, 27 Mei 2015

AIR TERJUN LEANGAN

Air terjun Ngleyangan dimaksud juga Wisata kediri Air Terjun Sekartaji. Jatuhnya air dari ketinggian + 123 Mtr. sebagai daya tarik object wisata ini disamping hawa sejuk lantaran ada diketinggian 800 mtr. dari permukaan laut. Air terjun ini terdapat di lereng timur gunung Wilis.

Legenda
Diatas puncak air terjun ini ada bekas sumur serta patung-patung Hindu. Konon di situlah tempat Mpu Brahmaraja hidup bersama-sama putrinya Dewi Amisani (Dandang Gendis) untuk sekian hari lamanya hingga ia dijemput pulang ke keraton Kediri untuk dinpbatkan jadi Raja Kediri yang baru bergelar SriKertajaya untuk mengambil alih Jayasheba uyang mangkat lebih dari satu bln. sebelumnya


Lokasi
Terdapat di Dusun Goliman, Desa Parang Kecamatan Banyakan, Kabupaten Kediri, Provinsi Jawa Timur.
Peta serta Koordinat GPS

Aksesbilitas
Wisata kediri Berjarak kurang lebih + 20 Km ke arah Barat Laut Kota Kediri. Sanggup ditempuh dengan memakai kendaran pribadi atau angkutan umum
Seandainya memakai angkutan umum dari kota Kediri naik bus 3/4 jurusan ke kota Nganjuk. Turun di Pasar Gringging.
Seterusnya naik Angkudes menuju Dusun Goliman, Desa Parang, desa paling akhir sebelum akan naik ke perbukitan menyusuri jalan ke titik air terjun. Angkudes ini ada di depan Pasar Gringging. Alternatif tak sekedar angkudes, dapat dengan memakai ojek sepeda motor yang dapat didapati di depan Pasar Gringging.
Seterusnya sehabis turun di Dusun Goliman, perjalanan diteruskan dengan jalan kaki menyusuri perbukitan dengan ladang masyarakat di kanan kiri dan separuuh perjalanan melewati hutan, kurang lebih 6 km (kurang lebih 2, 5 jam saat tempuh). Tiada anjuran jalan yang pasti. Paling cuma goresan dari cat di bebatuan serta ikuti pipa air
Air Terjun Ngleyangan juga dapat ditempuh melalui Kecamatan Banyakan. Dari kota Kediri naik bus 3/4 menuju Nganjuk, turun Pasar Banyakan. Lalu dilanjutkan perjalanan ke arah barat, menuju Dusun Goliman. Situasi jalan beraspal mulus sampai ke desa paling akhir, Banyakan, bakal tapi berubah bebatuan sampai tiba di Dusun Goliman.

Layanan serta Akomodasi

Ketiadaan area parkir mengharuskan buat yang membawa kendaraan dengan menitipkan kendaraannya pada masyarakat setempat dengan memberikan uang secukupnya untuk biaya penitipannya. 

WATU TULIS



Watu tuls di daerah perbataan antara desa ngetrep dengan tulung agung tpatnya di seblah slatannya sungai purba tulung agung , menurut para ahli yang saya coba konfirmasi ke “PASSAK” salah satu perkumpulan sejarah di kediri bahwa  tulisan tersbut terbaca "Jatyahatrama"  yang berarti Kejujuran Keperdulian terhadap rama (guru), hal ini sesuai dengan isi. Dasasila yang menyatakan adanya patuh terhadap guru (gurususrusa) (Nugroho, 2015). sebuah inskripsi yang menunjukkan bahwa lokasi tersebut dahulu merupakan tempat pendidikan keagamaan abad XII Masehi.

MAKAM CIKAL BAKAL DESA NGETREP




Di dusun ngetrep desa ngetrep terdapat makam keluarga , dipercaya makam itu merupakan makam orang yang pertama kali membuka daerah ngetrep, menurut  bapak Susanartomo yang merupakan ahli waris dari makam keramat tersebut “ mkam tu adalah makam dar mbah sono karyo yang merupakan makam orang yang pertama kali membuka desa ngetrep, beliau adalah keturunan dari kerajaan solo, ketika beliau mennggal sudah ada tempatnya sendiri
yaitu sebuah tempat yang mirip dengan lesung dan ada penutupnya tapi itu hanya jasadnya saja yang meninggal untuk arwahnya msih berada dirumahnya , sesekali beliau muncul untuk menemui cucu-cucunya” di smpang makam dari mbah sono karyo juga terdapat makam keturunan dari beliau.